Minggu, 15 Oktober 2023
Pada hari kedua acara Pertamina Indonesia GrandPrix 2023, 60 UMKM yang terlibat sangat ramai dikunjungi oleh penonton. Mereka ditempatkan di lokasi strategis, yakni di belakang grand stand C dengan luas lahan 45×2 meter persegi yang cukup untuk 30 tenda berukuran 3×3 meter persegi. Di samping itu, ada zona pasar modern PKL yang berlokasi strategis di depan patung Pak Jokowi, bersebelahan dengan Masjid Al Hakim. Penataan PKL ini juga disertai dengan pelatihan digital marketing dan literasi keuangan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia PKL NTB.
Selain itu, ada 50 UMKM binaan PT Pertamina (Persero) yang terdiri dari 42 UMKM makanan dan minuman berlokasi di Zona Bhineka (Zona A) yang berdekatan dengan North Tunnel, dan 8 UMKM kerajinan serta cenderamata ditempatkan di Zona B.
Sebagian besar, yaitu 90 persen, dari UMKM di sektor makanan dan minuman menawarkan makanan khas Lombok, seperti ayam taliwang, sate, nasi balap, dan berbagai camilan siap saji.
Sementara itu, produk-produk UMKM kerajinan yang dipamerkan mencakup berbagai tenun, kerajinan anyaman bambu, mutiara, sablon kaos, Batik Sasambo, dan lainnya, termasuk UMKM yang berkolaborasi dengan Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan, dan beberapa pemangku kepentingan lain dari pemerintah provinsi NTB.
Pengunjung mulai memadati lapak-lapak UMKM sejak kedatangan mereka di Parkir Timur dan Barat. Puncaknya adalah saat jam makan siang, sambil menunggu jadwal Sprint Race pada pukul 14.00. Salah satu penjaga lapak UMKM binaan Pertamina di belakang grandstand G, Nuraini, mengatakan bahwa mereka sudah menjual dua ratus kotak nasi dan sedang menyiapkan makan siang untuk para pengunjung.
Meskipun sedang berlangsung jadwal kualifikasi MotoGP, beberapa tempat penjualan kerajinan masih tetap beroperasi. Penjual souvenir daerah yang berlogo MotoGP, Nadia, berharap agar tingkat kunjungan tetap tinggi, terutama saat final race esok hari.
Namun, beberapa pedagang asongan masih terlihat di beberapa tempat seperti area parkir dan sepanjang boulevard yang menghubungkan bundaran Sunggung dan sirkuit Mandalika atau di dalam area sirkuit, mereka menjual topi, kaos berlogo Mandalika, dan minuman ringan. Salah satu pedagang, Umar, asal Pujut, mengatakan bahwa belum ada barang yang terjual, namun mereka masih diperbolehkan berdagang di sana.