Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin mendekatkan diri dengan investasi Swedia melalui langkah-langkah konkret menuju pembangunan pabrik pembuatan panel bangunan ramah lingkungan. Pada Selasa, 28 November, Penjabat Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.SI, menyatakan urgensi percepatan perizinan untuk rencana groundbreaking pabrik PT ESL (Eco Solution Lombok) di kawasan Sekaroh Kabupaten Lombok Timur.
“Penting untuk mempercepat perizinan dan langkah-langkah lainnya karena pengalaman dalam mengelola investasi sangat kita perlukan. Jika proyek ini berjalan dengan baik, kita dapat mengukuhkan manfaat bagi daerah melalui perjanjian resmi yang kuat,” ungkap Miq Gite saat menerima kunjungan Daniel Blockert, Duta Besar Swedia, yang didampingi oleh CEO PT ESL dan PT SSF (Sumbawa Sustainable Forest).
Pj Gubernur menegaskan keterbukaan NTB terhadap peluang investasi dari tiga perusahaan Swedia, terutama karena ada jaminan dari pemerintah Swedia dan komitmen tinggi terhadap lingkungan. Ini menciptakan peluang berharga bagi daerah untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Swedia yang memiliki reputasi internasional.
Terfokus pada produksi panel bangunan berbahan limbah jerami, proyek ini membutuhkan bahan baku dari lahan sawah seluas 10.000 Ha. Miq Gite menekankan pentingnya kerja sama yang saling menguntungkan antara PT ESL dan petani setempat, sambil merinci beberapa proyek pendamping di sektor pariwisata dan pendidikan.
Di sisi lain, PT SSL akan mengelola hutan di kawasan Sumbawa dengan konsep proyek investasi yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan dari sumber daya hutan. Ini adalah langkah positif dalam mendukung keberlanjutan dan keberagaman ekosistem di NTB.
Daniel Blockert, dengan keyakinan dan dukungan dari konsorsium perusahaan-perusahaan besar Swedia seperti IKEA, menegaskan bahwa proyek ini akan menjadi pilot bagi daerah lain di Indonesia. Ini terjadi setelah forum Swedia-Indonesia Sustainable Partnership di Jakarta, yang mencakup sektor-sektor kesehatan, energi, ekonomi, dan industri.
“Ini akan menjadi pilot project bagi daerah-daerah lain di Indonesia setelah digelarnya forum Swedia-Indonesia Sustainable Partnership di bidang kesehatan, energi, ekonomi dan industri beberapa waktu lalu di Jakarta, dan kami didukung oleh konsorsium puluhan perusahaan,” jelasnya.
Pihak berkepentingan, termasuk Dinas PMPTSP, Dinas LHK, Dinas Perindustrian, akademisi Unram, dan pihak terkait lainnya, turut hadir dalam pertemuan ini. Semua pihak berharap bahwa kerjasama ini akan membangun persahabatan yang kokoh dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat NTB, Swedia, dan juga seluruh Indonesia. Proyek ini bukan hanya tentang investasi, tetapi juga tentang membangun masa depan hijau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.