“Pembentukan Masa Depan yang Sehat: Transformasi Kesehatan Menuju Kesejahteraan Generasi Mendatang”

Dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional di Mataram, Senin (13/11), Pj Gubernur NTB, Drs HL Gita Ariadi, MSi, membacakan sambutan Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin, yang menegaskan pentingnya mewujudkan enam pilar transformasi kesehatan demi membangun Generasi Emas 2045.

Menkes menggarisbawahi bahwa bonus demografi Indonesia, yang melahirkan dominasi populasi generasi muda, harus disertai dengan perencanaan kesehatan masyarakat yang matang. Hal ini dianggap sebagai momentum untuk Indonesia keluar dari middle-income trap dan mencapai visi Indonesia Emas 2045.

“Tema Hari Kesehatan Nasional ke-59 tahun 2023, ‘transformasi kesehatan untuk Indonesia maju’, harus menjadi komitmen bersama,” kata Menkes, yang diwakili oleh Pj Gubernur.

Pj Gubernur Gita Ariadi menekankan pentingnya membangun enam pilar transformasi kesehatan yang menjadi penopang sistem kesehatan Indonesia. Pasca disahkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan, pemerintah sedang menyusun Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) sebagai panduan dalam pembangunan kesehatan di seluruh Indonesia.

“Sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan enam pilar transformasi kesehatan,” ungkap Pj Gubernur.

Pilar pertama adalah transformasi layanan primer, di mana fokus pelayanan beralih dari mengobati menjadi mencegah. Gita Ariadi menekankan pentingnya memberikan akses layanan kesehatan dasar kepada seluruh masyarakat, dengan mengedepankan layanan promotif dan preventif berdasarkan siklus hidup manusia.

Pj Gubernur juga mengajak untuk gencarkan pencegahan dan deteksi dini masalah kesehatan, melengkapi Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas), serta memberikan hak-hak mereka secara adil dan berkelanjutan.

Pilar kedua adalah transformasi layanan rujukan, di mana akses layanan kesehatan yang sulit berubah menjadi mudah. Pj Gubernur menyoroti pentingnya penguatan pelayanan kesehatan rujukan melalui pemenuhan infrastruktur, SDM, dan pemanfaatan telemedisin.

“Lengkapi SDM kesehatan di rumah sakit-rumah sakit, berikan insentif kepada industri kesehatan, dan siapkan putra-putri daerah untuk mengejar beasiswa di bidang kesehatan,” pesan Menkes yang dibacakan Pj Gubernur.

Pilar ketiga adalah transformasi sistem ketahanan kesehatan, dengan fokus pada kemandirian dalam industri kesehatan. Pj Gubernur menegaskan perlunya penguatan ketahanan kefarmasian dan alat kesehatan dari hulu hingga hilir, dengan prioritas penggunaan produk dalam negeri.

“Saya mengajak semua untuk menggunakan produk dalam negeri sebagai bentuk cinta dan kebanggaan,” kata Pj Gubernur.

Pilar keempat adalah transformasi pembiayaan kesehatan, dengan penganggaran berbasis kinerja dan transparan. Pemerintah akan menerapkan penganggaran berbasis kinerja dengan mengacu pada RIBK. Pj Gubernur menekankan pentingnya sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mempedomani RIBK guna mendukung pembangunan kesehatan yang sinkron dan sinergis di seluruh Indonesia.

Pilar kelima adalah transformasi SDM Kesehatan, dengan fokus pada penyediaan dan pemerataan tenaga kesehatan. Menkes melalui Pj Gubernur menekankan akselerasi produksi dan pemerataan dokter spesialis serta dorongan kepada putra-putri daerah untuk mengejar beasiswa pendidikan kesehatan.

Pilar keenam adalah transformasi teknologi kesehatan, dengan tujuan mengintegrasikan sistem informasi kesehatan. Pj Gubernur menyoroti integrasi berbagai Sistem Informasi Kesehatan ke platform SATUSEHAT dan mempercepat digitalisasi data kesehatan.

“Transformasi kesehatan tidak dapat terwujud tanpa transformasi budaya kerja para insan kesehatan. Nilai-nilai ASN BerAKHLAK harus dihidupi untuk mewujudkan birokrasi yang akuntabel, lincah, dan profesional,” ajak Pj Gubernur.

Menutup sambutannya, Pj Gubernur Gita Ariadi menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berjuang dalam melaksanakan pembangunan kesehatan Indonesia. Dia mendorong semua pegawai dan pejabat pemerintah untuk bekerja dengan kompeten, jujur, dan sepenuh hati dalam mengawal dan menyukseskan transformasi kesehatan menuju Generasi Emas 2045.